Sebelum menikah, saya dan istri belajar untuk menyelesaikan konflik secepat mungkin, tidak memendamnya sebelum terlelap, atau bahkan membiarkan berlarut-larut bagaikan api dalam sekam. Saya teringat salah satu surat-Nya bahwa manusia berada dalam kerugian yang nyata. Selain iman dan amal shaleh, ada dua perbuatan lain agar manusia tidak tenggelam dalam kehidupan penuh kerugian yaitu saling menasehati dalam kebaikan maupun kesabaran.
Kepadamu, saya ingin bercerita tentang hikmah yang kupikirkan kali ini. Ada beberapa kesalahan yang sejatinya berasal dari keputusan keliru, di sinilah kami saling belajar untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Namun kadangkala terdapat kesalahan yang sejatinya bersumber dari karakter membatu, di titik inilah kami membiasakan diri untuk saling mengingatkan dalam kesabaran.
Untuk masalah yang pertama, kami berusaha saling mengingatkan untuk menyampaikan permohonan maaf sekaligus mencegahnya terulang kembali. Namun untuk masalah kedua, kami berusaha saling belajar untuk menerima dan menabung terima kasih. Begitulah. Khusus untuk masalah kedua, pola yang sama bisa jadi terulang. Bukankah karakter telah terbangun selama puluhan tahun atas dasar latar belakang masing-masing? Karena itulah kami belajar agar bisa mengurangi dampak buruknya
Tujuannya sederhana: untuk menjaga keharmonisan dan memperjuangkan sakinah untuk kami berdua
Komentar Terbaru